Skip to main content

Jalan-jalan di KL dan Menuju Hatyai : Hari Kedua

Setelah tidur malam yang menurut saya tidak cukup, saya terbangun karena mama saya membeli menu breakfast jam 4 pagi. Kemudian sekitar jam 5 pagi kami menuju ke tempat bus-bus di basement KLIA2. Kami membeli tiket bus menuju KL Sentral seharga RM12 per orang. Jadinya untuk kami berempat RM48. Kami naik bus jenis SkyBus dan sampai di KL Sentral jam 6 pagi. Saya sarankan jangan memakai taxi online seperti Grab/Uber, karena setelah cek harga, jadinya RM69. Jauh lebih mahal dibandingkan naik bus. Setelah pesen tiket, keluar ke gerbang dan carilah bus yang Anda tumpangi. Jika bingung, biasanya diluar para sopir menunggu dan membantu para penumpang mencari bus mereka.


Jam 6.15 kami sampai di KL Sentral. KL Sentral saat itu masih sepi. NU Sentral, mall yg berhubungan dgn KL Sentral, juga masih tutup. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari loker untuk menyimpan backpack kami sampai sore. Kami tidak ingin saat jalan2 di KL, kami diganggu dengan backpack yang berat. Rencananya saat sore, kami balik lagi ke KL Sentral dan pergi ke Hat Yai, kota di Thailand Selatan. Carilah loker warna merah dipojokan, jika Anda kehilangan arah tanyakan pada pusat informasi. Sebenarnya banyak macam2 loker, bukan hanya warna merah. Tapi loker merah punya instruction untuk membayar, sehingga kami tidak kebingungan. Loker itu tidak pakai kunci, tapi untuk pesan kami harus foto sebanyak 3 kali, dan scan sidik jari. Harga loker kecil RM10, harga loker besar RM40. Waktu penyimpanan 12 jam. Jika Anda mengambil barang bawaan lebih dari 12 jam setelah penyimpanan, maka akan dikenakan biaya lagi. Kalau Anda mengambil barang bawaan, 3 foto harus sama posenya dgn yg pertama, dan sidik jarinya harus orang yang sama dengan jari yang sama, sehingga loker terbuka.

Kemudian saya pergi ke Suria KLCC, dibawah Menara petronas. Kami hanya sehari di KL karena kami sudah kesana 3 kali. Foto di petronas sudah saya lakukan tahun 2012 silam, saat saya masih kurus, wkwkwkwkwk. Saya naik GoKL Red Line menuju Grand Season Hotel, ganti dgn GoKL Blue Line menuju Concorde Hotel. Dari Concorde Hotel, saya jalan ke belakang. Kami langsung mencari foodcourt yaitu Rasa dilantai paling atas. Saya memesan mushroom pan mee seharga RM8.80. Kakak saya makan chicken rice, papa saya makan pepperlunch, dan mama saya makan prawn pan mee di konter yang sama dengan saya. Papa saya mencoba untuk bisa tidur di foodcourtnya karena kemarin tidak bisa tidur. Tapi hasilnya nihil. Jadi sekitar 12.30 siang, kami ke taman belakang petronas. Karena saat itu Hari Raya Idul Fitri, jadi dipasang ketupat besar. Terakhir kali saya kesini saat Desember, dipasang pohon natal yang menjulang tinggi. Apalagi saat itu malam hari dan menjelang tahun baru. Kami berniat menunggu hingga tengah malam untuk menyaksikan acara kembang api. Namun, acara itu dibatalkan karena kami tidak terbiasa tidur larut malam hehe. Saat mengingat kejadian itu, saya hanya tersenyum. Walaupun Malaysia adalah negara islam, tapi mereka sangat toleran akan keberagaman. Itulah yang membuat saya kagum. Balik lagi ke masa sekarang. Selain itu ada kolam dangkal dengan pertunjukan air mancur, bale bengong, dan taman. Papa saya mencoba tidur disana, apakah berhasil atau tidak.
Sekitar jam 2 siang, kami berencana pergi ke sogo di Medan Mara. Tidak diduga, sogo tutup. Padahal kami pengen makan sushi yang kata papa saya murah meriah, dan es krim. Saya sendiri malah lupa es krim apa. Jadi kami langsung balik ke KL Sentral. Kami naik GoKL Red Line menuju KL Sentral. Sampai di KL Sentral, kami menuju Nu Sentral, mall yang berhubungan dengan KL Sentral. Bukannya belanja, melainkan untuk tidur di foodcourtnya, tepatnya di Quizinn lantai 3. Saya dan papa saya tidur mencoba tidur lelap dengan keributan foodcourt dan orang lalu lalang. Sementara mama dan kakak saya menunggu dengan sabar. Kadang saya malu sendiri karena tidak ada orang yang tidur disana selain kami berdua. Jika di airport, tidur adalah hal biasa. Maklumlah, tidak di airport dan bukan larut malam. Tanpa sepengetahuan saya, mama dan kakak membeli cemilan seperti popia, teh tarik, dan roti canai. Teh tarik dan roti canai itu mengingat saya akan restoran yang sering saya kunjungi saat liburan ke Malaysia pertama kali. Nama restorannya Restoran Rakyat Malaysia, sangat murah dan kebetulan di sebelah hotel saya, Prescott Hotel. Setelah mencoba, jadi kangen. Saya tahu restoran itu karena kebetulan saja, tapi saya sangat bersyukur karena masih ada makanan semurah itu. Sesudah tidur2 dan makan, jam 5 sore kami bertiga mengambil bawaan di loker, sedangkan mama saya beli makan dan minum selama di bus. Untuk mengambil bawaan dari loker, cukup ambil foto 3 kali dengan orang dan pose yang sama dengan membayar loker, gampang sekali. Anda sangat dipermudah dengan tidak membawa kunci, sekaligus tidak perlu ingat2 nomor lokernya. Kemudian kami memesan token KTM Komuter menuju Bandar Tasik Selatan seharga RM2.40 per orang. Suasana sangat rame dan sumpek. BTS berhubungan langsung dengan TBS (Terminal Bersepadu Selatan), tempat perhentian bus.
Suasana di TBS seperti airport, bedanya ini kedatangan dan keberangkatan bus. Waktu arrival dan departure dijelaskan secara rinci. Kami mencari foodcourt disana, namanya Teratai foodcourt. Makanannya mainstream, seperti chicken rice, noodles, sizzling and claypot. Tapi harganya murah. Saya membeli Nasi Ayam Madu seharga RM6.30. Papa saya sama seperti saya, mama beli ikan, dan kakak beli nasi di hotplate. Sayangnya, nasinya tidak saya habiskan, takut kekenyangan. Setelah semuanya beres (gosok gigi, cuci muka, buang air), jam 21.30 kami check in dan menunggu di gate 15. Kira2 10 menit kemudian, bus datang. Kami menumpangi bus Sri Maju dengab tarif RM60 per orang. Sembari menunggu bus berangkat, para penumpang diminta passport dan uang asuransi sebesar RM5 per orang. Saya penasaran kenapa dikumpulkan passportnya, toh juga kita akan turun bus dan dicap sendiri2. Rupanya, sopir bus sudah mencetak kartu imigrasi ke Thailabd untuk kami. Jam 10 malam kami berangkat. Bus tidak terlalu dingin, tapi saya tetap pakai sarung tangan. Selama perjalanan dalam waktu 10 jam, kami turun sebanyak 3 kali untuk buang air.
Lihat post selanjutnya.
Happy Traveling!

Comments

Popular posts from this blog

Hari II : Jalan-jalan di Lotus Pond, Kaohsiung

Pada tanggal 11 Juli 2018 kami berencana jalan-jalan yang dekat2 saja di Kaohsiung. Paginya kami makan pagi di hotel. Dan menurut kami sangat memuaskan karena menyediakan nasi dengan berbagai macam lauk, sayur, ada bubur, roti dgn selai, mantau, minumannya ada kopi, teh, jus jeruk, lengkeng, anggur. Pokoknya puas dan kenyang.

Hari XII : Santai-santai di Kaohsiung dan Pulang ke Bali

Hari ini adalah hari terakhir kami di Taiwan, jadi kami tidak merencanakan pergi   ke destinasi wisata. Kami hanya bersantai-santai. Sesudah sarapan yg sangat kenyang,   kami n aik MRT ke Shihjia Station keluar dari gate 3. Menuju ke IKEA, lihat-lihat barang di sana, setelah puas kami keluar. Dipintu keluar, ada penjual makanan dan disebelahnya terdapat vending machine tapi bukan menjual minuman melainkan es krim (baru kali ini lihat vending machine es krim) ada yg rasa vanila NT$10 dan rasa mangga NT$20. Kami coba...wih enak es krimnya seperti es krim McD dan murah banget. 

Jalan-jalan di Kuta, Bali Tanpa Kendaraan? Emangnya Bisa?

Hallo teman-teman. Udah lama banget nih saya gak nulis di blog karena berbagai kesibukan. Tapi ada suatu momen yang ingin saya bagikan, yaitu momen saya jalan-jalan di Kuta, Bali. Ya, saya memang tinggal di Bali dan jalan-jalan di Bali bukanlah hal yang jarang saya lakukan. Namun saya ingin memberitahu kalian bahwa ternyata ada tempat wisata yang bisa kalian nikmati tanpa harus naik motor atau mobil. Ya, yaitu berwisata di Kuta.